Dalam kebanyakan musik modern,
seniman/produser akan tampil di depan pendengar, tetapi musik-musik EDM
seringkali didengar oleh penonton melalui permainan DJ dan bukan secara
langsung oleh produser atau pencipta dari lagu yang bersangkutan. Walaupun, pada
tahun 70-an hingga 90-an, klub-klub malam sesekali akan meminta peoduser dari musik
EDM untuk langsung memainkan musiknya, dan bukan dimainkan o leh DJ lain. Pada
akhir 80-an sampai awal 90-an, akhirnya DJ lah yang menjadi atraksi utama.
Pengunjung klub malam akan menyukai kemampuan DJ untuk tetap menghidupkan
suasana melalui pilihan-pilihan lagu dan permainannya. Akhirnya, banyak DJ
mulai membuat sendiri musik-musik mereka, namun masih mengambil bagian dari
lagu yang telah diciptakan oleh produser lain. Hal ini dikenal dengan remixing. Namun hasil remix DJ pada masa
itu masih kurang baik, dikarenakan masih minimnya teknologi untuk melakukan mixing suara. Kemudian, klub-klub malam
pun mulai mengakomodasi keperluan DJ dengan menyediakan peralatan yang lebih
canggih bagi DJ untuk membuat sendiri materi musiknya. Pada tahun 90-an, mulai
banyak DJ yang tampil pada festival-festival dance outdoor maupun indoor yang
seringkali disebut dengan “raves”. Sekarang, music EDM telah menjadi sangat mainstream, dengan berbagai macam
festival music EDM bermunculan di sana sini.
Seorang DJ (Dics Jockey)
Festival Musik EDM Outdoor
Festival Musik EDM Indoor
0 comments:
Post a Comment